9.9.09

SENI HADRAH BAWEAN : AWAS ! ADA MALAYSIA !

Seni Hadrah Bawean Rawan Diklaim Malaysiasuarasurabaya.net Kesenian Hadrah Bawean yang berasal dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur, rawan diklaim Malaysia. Ini lantaran berdasar laporan yang diterima Dewan Kesenian Gresik dari warga Bawean di Malaysia, kesenian tersebut mulai menjadi incaran untuk diklaim.

KRIS AJI Ketua Dewan Kesenian Gresik, saat dikonfirmasi Antara, Senin (07/09), membenarkan, adanya laporan mulai adanya pengklaiman kesenian tersebut. Untuk itu, ia telah mendesak kepada Pemkab Gresik untuk segera mempatenkan kesenian Hadrah Bawean yang dikhawatirkan akan bernasib sama dengan dua kesenian yang diklaim oleh Malaysia, Tari Pendet dan Reog Ponorogo.
Orang Bawean di Malaysia atau biasa disebut orang Boyan sendiri khawatir, karena banyak warga Indonesia yang merantau di Malaysia mulai beralih status menjadi warga Malaysia dan mengenalkan kesenian Hadrah Bawean itu kepada pemerintah setempat. "Mereka tertarik mengenalkan alat kesenian tersebut karena merasa mendapat dukungan dan diperhatikan, utamanya dari segi permodalan dari pemerintah Malaysia," katanya.

Sesuai data, sedikitnya ada 120 ribu orang Buyan di Malaysia, mereka tergabung dalam Persatuan Bawean Malaysia (PBM). Dari jumlah tersebut sebenarnya anggota PBM 40 ribu orang saja. Sebab, yang jadi anggota yang sudah jadi warga negara Malaysia. Sementara 80 ribu masih anggota istimewa, karena masih berstatus Warga Negara Indonesia (WNI).

Seni hadrah atau yang biasa disebut kompangan oleh penduduk Malaysia merupakan seni menabuh terbang, sambil menyanyikan lagu-lagu Islami yang biasanya kesenian itu ditampilkan dalam setiap acara perkawinan atau hajatan. Di Malaysia sendiri sedikitnya ada 47 kelompok hadrah.

KRIS menjelaskan usulan untuk pematenan Hadrah Bawean sendiri telah dilaporkan DKG kepada Dewan Kesenian Provinsi Jawa Timur untuk ditindaklanjuti ke Pemerintah Pusat. Selama ini peran Pemkab Gresik dinilai kurang begitu peduli terhadap perlindungan kesenian khas Gresik dengan memberikan hak paten. Padahal itu perlu, jangan justru setelah diklaim negara lain baru berkoar-koar, kata KRIS yang juga dikenal sebagai pelukis yang sudah lebih dari 50 kali menggelar pameran di antaranya di Anjungan Yogyakarta, TMII Jakarta, dan Galeri Ancol Jakarta.

"Apa fungsinya dibentuk dinas pariwisata dan kebudayaan jika tidak bisa menjaga kesenian dan kebudayaannya sendiri," katanya. Ia mengemukakan, selain Hadra Bawean, sebenarnya masih banyak kesenian Gresik yang harus segera dipatenkan di antaranya seni tradisi Damar Kurung, Pencak Macan, Beduk Tetet, Jaran Jinggo, Tari Pesisir Rancar Pertiwi. "Hampir semua kesenian di Gresik belum dipatenkan," katanya.

Sementara saat dikonfirmasi, NUR SUKARTIKA Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Gresik, mengaku, baru satu kesenian Gresik yang dipatenkan yakni Damarkurung, sementara untuk lainnya masih belum dilakukan. Ia juga belum bersedia memberikan penjelasan terkait alasan apa yang mendasari belum dipatenkannya sejumlah kesenian di Gresik. (ant/tin)

Hal yang berkaitan dengan budaya Bawean, KLIK DI SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar