19.1.10

SEANDAINYA GUS DUR BUPATI GRESIK ( 4 )

Tentang Seni Budaya
Gus Dur dikenal dekat dengan seniman dan budayawan nasional. Sebut saja Emha Ainun Najib, Dani Dewa, Inul Daratista sampai Dorce. Kedekatan ini bukan sekedar kenal tapi sampai melakukan pembelaan sebagaimana yang dilakukan pada Inul dan Dorce.
Gus Dur pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yg merupakan barometer kemajuan kesenian tanah air. Juga ketua Festival Film Indonesia (FFI) yang mengakibatkan Kyai berpengaruh NU, KH As’ad Syamsul Arifin menyebutnya dengan ketua ketoprak.

Gus Dur menatap kesenian sebagai hasil olah rasa yang patut ditumbuh-kembangkan. Beliau tahu betul kesenian adalah hasil kreativitas otak kanan. Sama-sama produk intelektual.

Selera berkesenian Gus Dur tidak main-main. Beliau suka mendengarkan wayang sampai musik klasik yang berat. Tahu filosofi wayang dari Gatutkoco sampai Dewi Sembodro. Mengenal Wolfgang Amadeuz Mozart, Johann Sebastian Bach, Antonio Vivaldi sampai Pjar Illich Tchaikovsky.  Dari karya Mozart  yang ringan Eine Kleine Nach Muzic sampai Symphoni No. 40 favoritnya.

Tidak ada yang menyangsikan kiprah, atensi dan partisipasinya dalam mengembangkan kesenian nasional. Inilah sosok impian saya tentang bupati Gresik.
Dan seandainya sosok semacam Gus Dur jadi Bupati Gresik tentulah teman-teman Dewan Kesenian Gresik bakal tersenyum. Betapa tidak, melihat perjuangan teman-teman seniman yang telah merintis, menghidupkan kembali ruh DKG yang telah lama teronggok antara hidup dan mati.

Seniman-seniman dari Kec Gresik, Ujung Pangkah sampai Menganti pernah berkumpul bersama. Dari yang muda sampai Lenon Machalli yang gaek ikut bergabung. Semua menggodok program kerja sampai memilih ketua. Mendisain kepengurusan tanpa meninggalkan unsur pemerintah. Tahapan-tahapan sidang dilaksanakan dengan demokratis dan didokumentasikan layaknya sebuah organisasi. Semuanya dilakukan tanpa uluran dana dari pemkab Gresik.

Tapi toh semuanya berakhir di meja bupati. Permohonan pengesahan SK pengurus baru DKG tak kunjung ada kabarnya hingga kini.
Seandainya Gus Dur bupati Gresik tentulah nasib seniman Gresik tak seperti ini. Dan wajah Gresik bakal sumringah dengan gelaran kegiatan kesenian yang semarak. Perkembangan otak kanan masyarakat Gresik lebih gegas, perasaan makin terasah dan kepedulian sosial bakal meningkat.  Ijin pementasan jadi mudah dan murah tidak seperti yang dikeluhkan banyak event organizer dalam dan luar kota saat ini.
Selamat jalan Gus, saya cuma bisa bermimpi menginginkanmu kembali.(*Gresik news)
Baca juga seri 1, 2, dan 3 artikel/opini ini di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar