19.1.10

MONOLOG TIGA AKTOR TUA - bekas rias di panggung

Pada hari minggu, 17 JANUARI 2010 di Aula Dinas P dan K Karangturi jalan Usman Sadar telah dipentaskan Drama Monolog TIGA AKTOR TUA "Bekas Rias Di Panggung":

* Profil Pemain
Suliswanto : “Mak Satona”
Lahir di Malang, 2 April 1954
Menggeluti Ludruk sejak duduk di bangku SMA, tahun 1971 dan mendirikan Ludruk Gelora Remaja di Malang. Begitu tamat SMA tahun 1973 bergabung dengan keompok Ludruk Mekarsari. Mendirikan Ludruk Gelora Surabaya ditahun 1978 dan mengisi acara Ludruk di Radio Gelora 10 November RKPD Surabaya. Pernah menyutradarai Ludruk RRI Surabaya selama satu dekade 1980-1988. Tahun 1989 mendirikan Ludruk Garuda, keliling (tobong) hingga tahun 2004. Meraih penghargaan Sutradara terbaik dalam Festival Budaya Jawa Timur 2004 yang digelar oleh dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Jawa Timur. Menyutradarai Ludruk Lintas Generasi binaan Cak Kadaruslan sepanjang tahun 2005-2006. Kini di tengah kesibukannya memanajari Ludruk Supali, dia juga sedang menggubah naskah referensi sari buku-buku sejarah menjadi naskah Ludruk. Salah satunya yang telah rampung adalah kisah Ken Arok.

Mastohir : “Jo Kasmo”
Lahr di Surabaya, 29 September 1946
mengawali kesenian di tahun 1960 dengan bergabung di organisasi Penggemar Seni Teater (pansiter). Pernah kuliah di Fakultas HUkum Universitas Airlangga Surabaya, namun tidak sampai lulus akibat peristiwa G30S/PKI. Sempat menekuni seni lukis di Akademi Seni Rupa Aksera Surabaya (Aksera) 1967-1969. Kemudian terlibat di Srimulat sejak 1966 hingga 2000. Mengikuti pentas berpindah-pindah dari Surabaya, Solo, Semarang dan Jakarta. Turut berperan mulai sebagai penata artistik, pemain, hingga sutradara. Terakhir ikut bermain dalam lakon “Pesta Pencuri” bersama Teater Bengkel Muda Surabaya (2007-2008).

Multato : “Maling”
Lahir di Surabaya, 11 Desember 1948
Nama aslinya adalah Mulyono. Dikenal dengan sapaan Multato karena dulunya sejak 1975 hingga awal tahun 2000-an menggeluti seni tato. Dia telah mengenal dunia teater sejak tahun 1973. Bergabung di Teater Krikil. Di tahun 1980 ikut mendirikan Teater Nuansa hingga tahun 1995. Sempat bergabung dengan Teater Sandradikta selama 1 tahun 1996_1984 sampai sekarang. Dia masih sering diajak tampil bersama kelompok-kelompok teater di Surabaya. Di sela-sela itu juga menyempatkan diri main sinetron yang diproduksi TVRI. Saat ini pekerjaan sehari-harinya adalah tukang cetak disebuah percetakan.

* Sinopsis
Mak Satona
Seorang perempuan tua bekas jadi primadona dipanggung ludruk. Diamana waktu sudah berubah Mak Satona yang sudah tua itu masih jadi bahan pergunjingan para laki-laki yang butuh perhatiannya. Ternyata kemenarikan Mak Satona bukan karena kecantikannya tapi baik budinya. Disitulah keunikan dia memberi sentuhan batin orang yang sedang membutuhkannya.
Jo Kasmo
Jo Kasmo adalah anak panggung yang sedang bergelut dengan kesepiannya diatas panggung Srimulat ketika semua penonton sudah tiada. Dalam mengisi hari tuanya yang sepi ini dia mencoba mengenang lelucon-lelucon konyol yang pernah diungkapkan temannya dipanggung. Dari sinilah dia mulai belajar lagi tentang hidup yang sebenarnya.

MALING :
Seorang bapak yang berprofesi sebagai maling tiba-tiba adu mulut dengan anaknya. Pasalnya sang bapak memalingi dan menguras habis harta kekayaan seorang renternir, diamana renternir tersebut calon kuat anggota DPRD. Yang paling celaka anak sang bapak ini adalah tim sukses renternir yang sedang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD ini. Darisinilah silang sengketa membuka semua aib dunia permalingan yang sedang diperdebatkan bapak dan anak ini.

* Staf Produksi
Ketua : Zainuri
Sekretaris : Hanif Nashullah
Bendahara : Syaiful Arif
Supervisi : Saiful Hadjar, R. Giryadi, Henky Kusuma, Meimura.
Pemain : Mastohir, Multato, Suliswanto.
Musik : Syaiful Arif, Hanif Nashrullah, Marjangkung, Sukma Ayu, Farincha, Nancy.
Kru : Suyitno, Jon Pa’i.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar