4.6.10

Cak KADAR Meninggal, Surabaya Kehilangan Penjaga Budaya Arek


12 April 2010, 18:17:43| Laporan J. Totok Sumarno
suarasurabaya.net| “Beliau memang konsisten dengan apa yang diucapkannya. Termasuk kecintaannya kepada tanah leluluhurnya, Surabaya. Orang boleh bicara tentang perubahan Kota Surabaya, tetapi buat Cak KADAR, budaya Arek harus tetap ada. Dan hari ini kita kehilangan penjaga budaya Arek tersebut”.

SABROT DODONG MALIOBORO seniman sekaligus kolega Almarhum KADARUSLAN, Senin (12/04) kepada suarasurabaya.net, menyampaikan itu mengenang kepergian seniman, sesepuh Poetra Surabaya (Pusura), dan si penjaga budaya Arek, KADARUSLAN.
Bagi SABROT, almarhum KADARUSLAN, bukan sekedar seniman, lebih dari itu, Cak KADAR begitu almarhum biasa disapa rekan-rekannya, adalah bapak, panutan dan penyemangat yang penuh rasa kekeluargaan.

“Meskipun masyarakat banyak yang bilang kalau seniman, kebanyakan membiarkan tidak terurus keluarga dan anak-anaknya, Cak KADAR membuktikan lain. Beliau mampu mendidika anak-anaknya sampai tuntas dan menjadi orang. Ini jadi panutan kami semua,” tambah SABROT yang matanya berkaca-kaca ketika bercerita pada suarasurabaya.net, tentang almarhum.

Sifat kekeluargaan yang tulus, menjadikan Almarhum Cak KADAR dikenal dan menjadi jujukan banyak orang dari berbagai profesi, berbagai kalangan serta berbagai generasi untuk berdiskusi dan meminta pendapat.

Bagi SINARTO S.Kar, seniman pedalangan, sikap kekeluargaan Cak KADAR sangat berbekas dihatinya. “Beliau sangat terbuka dan bersikap apa adanya terhadap semua orang. Meskipun usianya jauh diatas saya, tetapi beliau sangat familiar, orang Jawa bilang: semanak. Itu yang tidak pernah saya lupakan,” kenang SINARTO saat ditemui suarasurabaya.net, dirumah duka dikawasan Dukuh Menanggal, Surabaya, Senin (12/04).
Almarhum KADARUSLAN atau akrab disapa Cak KADAR, Senin (12/04) menjelang pukul 07.30 wib, meninggal dunia setelah beberapa waktu sakit dan dirawat dirumah sakit. Sebagai sosok yang sederhana, konsisten dan bijak, Cak KADAR dikenal sebagai Arek Suroboyo sejati. Dan si penjaga Budaya Arek itu telah pergi untuk selamanya.(tok)

Teks Foto : Kenangan Kris Adji (Ketua DKG) bersama penyair Achudiyat dan almarhum Cak Kadar (foto kanan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar